Untuk pertama kali dalam sejarah, harga BBM naik
ketika harga minyak dunia turun. Presiden terpilih Jokowi dan cabinet kerja
mengumumkan hal tersebut kemarin tanggal 17 November 2014, pukul 21.00 WIB.
Dengan dalih mengalihkan subsidi pada sector-sektor produktif, Jokowi dan
kabinetnya tidak merasa harus mempertimbangkan lebih jauh mengenai keputusan ini. Buktinya, rakyat sama sekali tidak didengar
oleh rejim bebal JKW-JK. Harga BBM jenis solar dan premium naik sebesar 36,4%
terhitung mulai tanggal 18 November 2014 pukul 00.00. harga premium yang
tadinya Rp 6500,- menjadi Rp 8500,- sedangkan solar yang tadinya Rp 5500,-
menjadi Rp 7500,-. Sementara harga minyak dunia saat ini tengah turun di level
US$ 77/barel.
Pengumuman yang
tiba-tiba tanpa disertai perundingan panjang dengan berbagai pihak semisal DPR
dan lembaga lainnya membuat masyarakat dilanda kepanikan. Bisa dibayangkan
bagaimana masyarakat semakin terbebani dengan daya beli dan harga kebutuhan
pokok yang tidak seimbang. Perempuan adalah pihak yang paling terkena dampak
dari penaikan harga BBM ini. Harga yang kian melambung membuat perempuan harus
memutar otak untuk menyiasati pemenuhan kebutuhan keluarga. Dimulai dengan
mengurangi gizi makanan seperti mengurangi konsumsi protein dari lauk pauk dan
sebagainya. Sehingga berdampak pada seluruh anggota keluarga terutama anak-anak
dalam masa pertumbuhan. Negara Indonesia adalah Negara penghasil minyak dan
gas. Ironinya, di Negara penghasil minyak dan gas ini masyarakat harus
mengakses dua hal tersebut dengan harga mahal.
Penyebabnya adalah
ladang-ladang minyak di Indonesia 90% dikuasai oleh asing. Apa yang terbersit
dalam benak kita ketika menghadapi kenyataan ini? Jawabanya adalah pemerintah
tidak benar-benar menggunakan sumber daya energi yang dimilki untuk kepentingan
rakyat. Sehingga setiap hari rakyat terancam oleh kenaikan harga BBM karena
kebijakan impor dan ketergantungan terhadap asing.
Oleh karena itu,
Serikat Perempuan Indonesia (Seruni) Jawa Barat menyatakan sikap atas penaikan
harga BBM per 18 November 2014 “Batalkan
penaikan harga BBM!”.
Kolektif Pimpinan Seruni
Foto : FPR
Posting Komentar