Salam Demokrasi!
Pada momentum Hari
Perempuan Internasional (HPI) 2015 ini Serikat Perempuan Indonesia (SERUNI)
mengucapkan selamat dan memberikan penghargaan yang setinggi-tingginya serta
memberikan dukungan kepada para perempuan yang telah dan terus melakukan
perjuangan anti kekerasan, diskriminasi dan penindasan di berbagai komunitas
dan sektor. SERUNI juga memberikan penghargaan kepada masyarakat umum dan
organisasi lainnya yang telah memberikan perhatian dan kontribusi pada
penghapusan kekerasan, diskriminasi dan penindasan terhadap perempuan.
Kenaikan harga-harga
kebutuhan pokok yang terus terjadi belakangan ini telah memukul kehidupan
rakyat Indonesia, perempuan sebagai bagian dari rakyat Indonesia pun merasakan
pukulan paling keras dikaitkan dengan peran mayoritas perempuan sebagai
penyedia makanan dan kebutuhan lainnya untuk keluarganya.Aspirasi akan turunnya
harga-harga kebutuhan pokok yang diserukan oleh rakyat dan perempuan dijawab
oleh Pemerintahan Jokowi-JK dengan rencana kenaikan harga lainnya seperti iuran
BPJS Kesehatan, tiket kereta api ekonomi dan tarif dasar listrik ditengah belum
adanya program pemerintahan yang benar-benar mampu meningkatkan daya beli
masyarakat.
Problem-problem umum
rakyat Indonesia seperti perampasan tanah, politik upah murah dan tidak adanya
jaminan akan lapangan pekerjaan terus terjadi dan meningkat dari waktu ke
waktu. Hal ini telah menempatkan perempuan semakin dalam di lembah kemiskinan
dan menebalkan praktek diskriminasi terhadap perempuan untuk mendapatkan
hak-haknya sebagai warga negara seperti pendidikan,kesehatan, pangan, energi
dan sebagainya. “merupakan kenyataan yang ironis,harga terus naik namun
pendapatan rakyat dan perempuan semakin berkurangnilainya” ujar Dewi Amelia,
Ketua SERUNI.
Ketidakmampuan negara
mengatasi persoalan kemiskinan dan terus dilanggengkannya kerangka berpikir
patriarki oleh negara dipercaya oleh SERUNI merupakan faktor utama terus
meningkatnya kekerasan secara fisik dan psikis terhadap perempuan dan anak.
“perempuan terus dimiskinkan dan dibuat bergantung kepada laki-laki, hal ini
telah mengakibatkan perempuan dan anak terus rawan terhadap kekerasan fisik dan
psikis” papar Dewi Amelia.
Kekerasan,
diskriminasi dan penindasan terhadap perempuan merupakan persoalan sosial yang
tidak bisa hanya dilihat sebagai persoalan perempuan semata. Penerapan
kebijakan neoliberal di Indonesia terbukti telah meningkatkan kekerasan,
diskriminasi dan penindasan terhadap perempuan dalam kapasitasnya sebagai perempuan,
sebagai bagian dari sektor pekerjaannya dan sebagai bagian dari rakyat
Indonesia. “semakin jauhnya jarak pendapatan antara yang kaya dan miskin tentu
menunjukkan kepada kita bahwa kebijakan neoliberal ini hanya menguntungkan para
pemodal dan menyakiti mayoritas rakyat dan perempuan Indonesia” ujar Dewi
Amelia.
Dalam momentum HPI
ini, SERUNI dengan tegas menuntut kepada Pemerintahan Jokowi-JK untuk
menghentikan implementasi kebijakan neoliberal–liberalisasi, privatisasi dan
deregulasi- di segala sektor dan segera bekerja untuk sungguh-sungguh melayani
rakyat dan menghentikan kekerasan, diskriminasi dan penindasan terhadap
perempuan.
Perempuan Indonesia
Bangkit, Bersatu Melawan Penindasan!
Jayalah Perjuangan
Perempuan Indonesia!
Jayalah Perjuangan
Rakyat!
Bandung, 8 Maret 2015
Ketua SERUNI,
DewiAmelia
(0856-5930-1640)
Posting Komentar