“Reforma Agraria Sejati adalah Jalan Bagi Pembebasan Perempuan!”
Segenap jajaran Serikat Perempuan
Indonesia (SERUNI) mengucapkan Selamat Hari Tani Nasional ke-56 kepada seluruh
kaum tani dan rakyat Indonesia. Hari Tani adalah momentum bersejarah bagi kaum
tani dan bagi Rakyat Indonesia. Kami sampaikan penghargaan dan penghormatan
terhadap konsistensi kaum tani dalam perjuangan untuk kehidupan bangsa yang
lebih baik.
Perempuan adalah bagian dari
rakyat Indonesia yang terus mengalami penindasan dan penghisapan berlipat
akibat monopoli tanah. Budaya feodal patriarkal yang merendahkan perempuan
terus mendapatkan tumpuannya untuk berkembang dan terus menekan perkembangan
produktif kaum perempuan Indonesia, khususnya perempuan pedesaan.
Akibat pandangan feodal
patriarkal ini, perempuan yang bekerja terus mendapatkan upah/pendapatan yang
lebih rendah dari laki-laki; direndahkan, dilecehkan dan rentan kekerasan di
tempat kerjanya; didiskriminasi dalam jenis pekerjaan dan jabatan yang bisa
didapatkannya; dan tetap dipandang bertanggung jawab atas pekerjaan rumah
tangga.
Sementara, kemiskinan dan jerat
hutang terus menjadi persoalan bagi perempuan. Akibat minimnya pendapatan yang
didapatkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, banyak perempuan, khususnya
perempuan pedesaan, melakukan banyak pekerjaan ekonomi dalam satu hari. Hal ini
menciptakan kondisi perempuan tidak pernah berhenti bekerja, mulai dari mata
terbuka hingga tidur kembali.
Perempuan berada dalam rantai
kemiskinan yang terus menajam. Akibat keterdesakan ekonomi, banyak perempuan
pedesaan yang terpaksa menjadi buruh migran dan menjadi sangat rentan mengalami
kekerasan dan penipuan. Kemiskinan dan kemerosotan merupakan wajah nyata dari
penghisapan dan penindasan yang bersumber dari monopoli tanah dan imperialisme.
Perjuangan kaum tani kerap
berhadapan dengan kekerasan negara dan aparatnya. Kaum tani dikriminalisasi dan
harus mendekam di balik jeruji besi, mendapatkan kekerasan dan intimidasi,
bahkan kehilangan nyawa. Perempuan merasakan secara langsung kekerasan
tersebut, bahkan mendapatkan beban berlebih karena harus menanggung beban
tambahan akibat tindakan kekerasan negara dan aparatnya tersebut.
Perempuan membutuhkan perubahan
yang nyata, yang akan merubah kehidupan menjadi lebih baik. Memiliki kehidupan
layak dan bebas dari budaya feodal patriarkal. Inilah yang mendasari
kepentingan perempuan pada terwujudnya reforma agraria sejati dan pembangunan
industri nasional.
Reforma agraria yang dijalankan
oleh Jokowi-JK saat ini adalah reforma agraria palsu yang tidak akan pernah
menjadi solusi bagi persoalan kaum perempuan, khususnya kaum perempuan pedesaan
yang memiliki permasalahan akibat monopoli tanah, perampasan tanah,
liberalisasi pertanian, pencabutan subsidi publik, liberalisasi perdagangan dan
buruknya layanan publik.
Pada Hari Tani Nasional yang
ke-56 ini, SERUNI menyatakan sikap:
1. Hentikan
perampasan tanah dan seluruh pemberian izin bagi perkebunan besar, penguasaan
hutan, taman nasional, pertambangan besar yang telah menguatkan sistem monopoli
tanah
2. Wujudkan
reforma agraria sejati dan bangun industri nasional
3. Hentikan
intimidasi, teror, kekerasan dan kriminalisasi terhadap kaum tani dan seluruh
rakyat yang mempertahankan dan memperjuangkan hak demokratisnya
4. Turunkan
sewa tanah, naikkan upah buruh tani, turunkan harga sarana produksi pertanian,
turunkan bunga kredit pertanian, naikkan harga produk pertanian dan tolak impor
produk pertanian asing
5. Akhiri
kemiskinan dan perdagangan manusia serta berikan perlindungan sejati bagi buruh
migran dan keluarganya
Hentikan
perampasan upah, tanah, kerja!
Maju Terus Perjuangan Massa!
Maju Terus Perjuangan Perempuan!
Jakarta, 26 September 2016
Dewi Amelia (081220294565)
Ketua Serikat Perempuan Indonesia
Posting Komentar