Pernyataan
Sikap
SERIKAT
PEREMPUAN INDONESIA (SERUNI)
“Perempuan
Indonesia Bersatu Dan Berjuang Bersama Klas Buruh Dan Kaum Tani Serta Rakyat Indonesia Melawan Kebijakan Dan
Tindasan Fasis Jokowi”
Hentikan
Segala Bentuk Kekerasan Dan Diskriminasi Terhadap Perempuan
Salam
Demokrasi!
Hari buruh Internasional merupakan momentum penting dan bersejarah bagi klas
buruh dan rakyat pekerja di seluruh dunia. Bagi Seruni hari buruh internasional
bukan hanya milik klas buruh, akan tetapi juga menjadi momentum penting bagi
gerakan perempuan dan rakyat di berbagai sektor. Sebab hingga saat ini penindasan
dan penghisapan telah dialami dan dirasakan oleh seluruh rakyat Indonesia termasuk
kaum perempuan, akibat dari cengkraman dan dominasi ekonomi, politik, militer
dan kebudayaan imperialisme pimpinan Amerika Serikat.
Saat ini Imperialisme Amerika Serikat dibawah kekuasaan Donald Trump
semakin reaksioner akibat beban krisis ekonomi yang semakin kronis dan sekarat.
Hal tersebut tidak lain akibat terpaan badai krisis over produksi dan
kapitalnya yang tiada henti. Bagi imperialis, tidak ada cara lain untuk dapat
memperpanjang hidupnya selain melipat gandakan penindasan dan penghisapan
terhadap rakyat di negeri-negeri jajahan dan setengah jajahan seperti di
Indonesia. Melalui skema kerjasama tidak adil, kemapanye perang melawan teroris
dan narkoba serta perang agresi, Imperialisme AS terus berusaha agar tetap
mempertahankan dominasinya secara ekonomi, politik, kebudayaan, militer, dan
keamanan di berbagai negeri, termasuk di Indonesia.
Di tengah semakin kuatnya cengkraman imperialis AS di Indonesia, rezim
Jokowi juga terus mengintensifkan perampasan tanah secara lebih sistematis
melalui program Reforma Agraria Palsu-nya. Program bagi-bagi sertifikat dan
perhutanan sosial merupakan skema yang sesungguhnya akan melegitimasi
perampasan dan monopoli tanah yang semakin luas. Program tersebut sama sekali
tidak mengubah penguasaan dan monopoli atas tanah. Justru sebaliknya, akan
semakin banyak kaum tani yang terampas tanahnya dan melahirkan buruh tani
ataupun pengangguran di perdesaan. Kondisi tersebut semakin memperburuk krisis ekonomi
di dalam negeri.
Di bawah kekuasaan rezim Jokowi-JK, pemerintah terus melahirkan berbagai
kebijakan yang memberi “karpet merah” bagi kepentingan bisnis kapitalis
monopoli internasional. Paket Kebijakan Ekonomi terus digulirkan hingga 16
jilid yang menjadi payung seluruh skema neoliberal di Indonesia. Melalui itu
pula skema dan tindasan yang semakin kejam bagi klas buruh di Indonesia terus
lahir. Dalam Paket Kebijakan Ekonomi jilid 4 nya, secara langsung yang telah
melahirkan PP No. 78/2015 tentang Pengupahan. Aturan baru yang ditujukan untuk
memastikan politik upah murah dapat berjalan semakin baik. Hasilnya jelas,
sejak diterapkan hingga saat ini, upah buruh pada setiap tahunnya hanya naik
rata-rata 8%, berbanding terbalik dengan terus meningkatnya harga kebutuhan
pokok rakyat. Kondisi tersebut semakin memperdalam jurang defisit upah klas
buruh.
Sementara itu, untuk terus memastikan super
profit yang didapatkan oleh imperialis dan borjuasi besar, skema Labour Market
Flexibility berupa kontrak jangka pendek, outsorcing dan pemagangan terus
dijalankan oleh pemerintah. Melalui skema tersebut, klas buruh semakin
kehilangan hak kepastian kerja dan kesejahteraanya. Skema Pemagangan Nasional
misalkan, program tersebut dijalankan untuk mengurangi pengeluaran perusahaan
dalam aspek upah buruh. Pasalnya melalui program yang didukung oleh ribuan
perusahaan tersebut, menggunakan sistem magang yang hanya memberikan upah/uang
saku 60-70 % dari upah minimum, dengan beban pekerjaan yang sama.
Kaum perempuan menjadi golongan yang paling
menderita akibat kebijakan neoliberal yang dijalankan oleh pemerintahan
jokowi-jk hari ini. Pasalnya, jenis industri yang mendominasi hari ini ialah
industry manufaktur di sektor garment, tekstil, dan sepatu. Dimana mayoritas
buruhnya adalah buruh perempuan. Sebab industri ini menyerap buruh dengan skil
rendah dan diupah murah. Tak lain dan tak bukan, sebab perempuan dinilai
sebagai pencari nafkah nomor dua, maka golongan inilah yang memadati industri
di tanah air.
Atas dasar itu, maka Serikat Perempuan Indonesia (SERUNI) yang merupakan organisasi
massa perempuan yang mengorganisasikan perempuan dari berbagai kelas dan sektor
dalam momentum peringatan May Day 2018 menyatakan sikap dan tuntutan sebagai
berikut:
1. Cabut Paket Kebijakan
Ekonomi Jokowi dan seluruh aturan dan perundangan yang mengabdi bagi pelaksanaan skema neo liberalisme pimpinan
imperialis Amerika Serikat; dan Cabut seluruh aturan dan undang-undang yang
menindas hak politik rakyat, diantaranya: UU Ormas, UU MD3, RKUHP, dan seluruh
kesepakatan (MoU) TNI-POLRI yang
merampas kebebasan buruh, tani, dan seluruh rakyat untuk mogok, berpendapat,
dan berorganisasi.
2. Cabut PP No. 78 tahun 2015
tentang Pengupahan dan Hentikan seluruh praktek politik upah murah melalui
segala bentuk fleksibilitas ketenagakerjaan (dalam bentuk sistem kontrak,
outsourcing, “pemagangan”) yang semakin
merampas upah buruh, termasuk hentikan
PHK sepihak secara semena-mena.
3. Turunkan harga-harga kebutuhan
pokok dan turunkan pajak bagi buruh,
petani, dan rakyat miskin
4. Hentikan pemberian dan
perpanjangan HGU dan HPH kepada perkebunan besar, izin usaha bagi pertambangan
besar dan taman nasional; serta berikan tanah tersebut bagi petani dan suku
bangsa minoritas yang telah
dirampas lahannya oleh negara dan tuan
tanah besar.
5. Hentikan segala bentuk
kekerasan dan dikriminasi terhadap kaum perempuan, serta perbaiki kondisi kerja
bagi perempuan buruh pabrik dan buruh tani di perkebunan
6. Hentikan segala bentuk kriminalisasi dan penangkapan terhadap
seluruh rakyat yang memperjuangkan hak demokratisnya. Secara khusus, hentikan
seluruh kekerasan, teror, Intimidasi, dan Kriminalisasi terhadap rakyat Papua.
7. Menolak seluruh bentuk agresi
perang dan intervensi imperialis AS di
seluruh negeri, dan menolak seluruh skema kerjasama imperialis AS dan Indonesia
yang merugikan rakyat dan kedaulatan bangsa!
8. Wujudkan Reforma Agraria
Sejati dan bangun industrialiasi nasional yang mandiri dan berdaulat!
Serikat
Perempuan Indonesia (SERUNI) juga menyerukan kepada seluruh perempuan Indonesia
agar terus memperkuat persatuan dan berjuang bersama klas buruh dan
kaum tani serta rakyat
Indonesia melawan seluruh kebijakan dan tindasan fasis rezim
Jokowi-Jk yang menindas dan membungkam aspirasi rakyat, serta terus membangun
kekuatan dengan memperbesar dan memperluas organisasi perempuan di seluruh
pelosok negeri demi terwujudnya keadilan dan kesejahteraan bagi perempuan dan
seluruh rakyat Indonesia.
Jakarta, 1 Mei 2018
Hormat Kami
Komite
Nasional Serikat Perempuan Indonesia (KN-SERUNI)
Helda Khasmy Triana
Kurnia
wardani
Ketua Sekjend
Posting Komentar