Hari ketiadaan pangan diperingati sebagai anti tesis dari peringatan hari pangan sedunia yang digagas oleh FAO (badan pangan dunia) dibawah PBB (Perserikatan Bangsa Bangsa) diperingati setiap tanggal 16 Oktober.
Aksi kampanye ini merupakan bagian dari aktifitas kampanye secara bersama yang dilaksanakan di level Asia Pasific dan Dunia.
Dunia harus tau kenyataan yang dihadapi kaum tani utamanya perempuan pedesaan di Indnesia sehari-hari. Rakyat kesulitan mendapatkan sumber pangan yang bisa diakses dengan mudah dan murah di sekitar tempat tinggal. Karena keterbatasan alat produksi pertanian.
Sistem pertanian setengah feodal yang terbelakang menjadi penyebab krisis pangan dan krisis iklim di negeri SJSF ini. Sistem pertanian yang mengandalkan monopoli atas tanah tanpa teknologi maju menjadi penyebab produksi pertanian di negeri ini tidak mampu mencukupi kebutuhan rakyat, karena didominasi oleh tuan tanah dan borjuasi besar komprador sehingga produksi pertanian didasarkan pada kebutuhan pasar berorientasi ekspor bukan untuk pemenuhan kebutuhan hidup.
Kaum tani tak punya daulat atas input dan output pertanian. Sarana produksi mahal, sedangkan hasil panen dihargai rendah oleh tengkulak, menyebabkan kemerosotan penghidupan rakyat utamanya perempuan yang hingga kini masih berperan dalam memastikan keberlangsungan hidup keluarga bahkan msyarakat.
Untuk itu SERUNI menyerukan pada seluruh kaum perempuan untuk berperan aktif ambil bagian dalam upaya mendesak pemerintah untuk menjalankan reforma agraria sejati dan membangun industri nasional sebagai jalan keluar dari krisis pangan dan iklim yang kita hadapi di depan mata.
Posting Komentar