Front Perjuangan
Rakyat (FPR) menyampaikan simpati dan duka yang mendalam terhadap seluruh
korban virus Corona dan rakyat Indonesia yang saat ini terancam dengan adanya
penyebaran virus berbahaya tersebut. Ini adalah pukulan yang kuat bagi kita
semua di tengah situasi rakyat yang rentan, miskin dan menderita akibat kebijakan-kebijakan
pemerintahan Jokowi selama ini. FPR mengajak segenap rakyat untuk tetap
waspada, tenang dan bersatu untuk meningkatan solidaritas kita terhadap sesama
dalam menghadapi situasi sulit saat ini maupun kedepannya. Kami juga
mengucapkan salut dan hormat setinggi-tingginya kepada tenaga medis yang dengan
gagah berani mengabdikan dirinya untuk melawan penyebaran virus corona.
Sejak
November 2019, wabah Virus Corona (Covid-19) terus berkembang di Tiongkok dan
meluas ke berbagai negeri. Ribuan orang telah tewas menjadi korban, puluhan
ribu lainnya masih menjalani pengobatan intensif. Di Indonesia, kasus pertama
diumumkan pada 2 Maret 2020 dengan 2 orang dinyatakan positif. Kini, 18 Maret
2020 terjadi lonjakan korban Corona di Indonesia menjadi 172 orang dinyatakan
positif dan 7 orang meninggal dunia. Sementara itu, persebaranya pun semakin
meluas dan kini telah meliputi, Provinsi DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa
Tengah, DIY, Bali, Manado, Pontianak, dan beberapa tempat yang saat ini masih
dilakukan contact tracking. Artinya,
besar kemungkinan daerah yang terpapar akan terus bertambah.
Sementara
itu, dengan kondisi saat ini dimana Virus Corona dinyatakan sebagai Pandemi
oleh WHO (World Health Organization), pemerintah tetap berkeras untuk menutup-nutupi
kenyataan itu, tidak membuka informasi yang jelas, bahkan tidak juga mengambil
tindakan nyata untuk menjamin keselamatan rakyat. Sedari awal pemerintahan
Jokowi menutup-nutupi ketidakmampuannya (inkompetensi) dengan cara yang
sombong, angkuh dan ngawur.
Jokowi
justru selalu mengatakan mencegah kepanikan dan kondisifitas ekonomi. Bahkan
secara langsung pemerintah tetap mencari celah saat wabah Virus Corona semakin
meluas di Tiongkok untuk memaksimalkan bisnis di sektor pariwisata. Padahal
sejak lama Indonesia telah mendapat masukan dari berbagai pihak seperti
akademisi, ahli kesehatan, hingga WHO, namun semua itu dipandang sebelah mata
oleh pemerintah.
Kemudian
disaat rakyat membutuhkan informasi yang jelas. Fasilitas deteksi dini yang
massif dan luas,dan tenaga medis yang cukup untuk menjangkau kawasan miskin
yang lebih rentan terpapar, Jokowi dengan bangga justru menyatakan akan tetap
membatasi sirkulasi informasi dengan melibatkan intelejen dalam penanggulangan
virus ini.
Saat
ini penyebaran virus Corona semakin banyak ditemukan. Kelambanan dan
ketidakmampuan pemerintah menjadi factor penting jika ternyata kedepannya
penyebaran ini semakin tidak terkendali. Memang beberapa pemerintah daerah
seperti DKI Jakarta, Solo, Depok, dan institusi pendidikan telah menghentikan
sementara aktifitasnya, begitu juga dengan penutupan beberapa objek wisata.
Namun, tidak hanya sebatas kebijakan tersebut yang dibutuhkan rakyat.
Di
tengah kemiskinan akut, tentu bagi klas buruh, kaum tani, dan rakyat pekerja lainnya
sangat membutuhkan jaminan kesehatan. Pemerintah seharusnya bertanggung jawab
untuk memfasilitasi rakyat dengan berbagai kebutuhan pencegahan penyebaran
Virus Corona. Memfasilitasi rakyat untuk mendapatkan masker, Hand Sanitizer, vitamin, dan pangan yang
murah dengan gizi seimbang adalah hal yang mutlak.
Tenaga
medis juga harus ditunjang dengan kelengkapan Alat Pengaman Diri (APD) berupa
baju steril yang memadai, sehingga kerja keras dari tenaga medis yang hingga
kini terus dilakukan tidak menambah resiko tertular yang semakin besar. Namun
kenyataanya hal tersebut belum terealisasi hingga saat ini. Bahkan RSUD (Rumah
Sakit Umum Daerah) Dr. Soedono Madiun mengupayakan sendiri pembelian Rapidtest
(alat diagnostic untuk mendeteksi pasien terjangkit virus atau tidak) karena
hingga kini hanya ada tiga badan Litbangkes (Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan) yang diberi kewenangan oleh pemerintah pusat untuk pengecekan sampel
pasien suspect Virus Corona. Sehingga menyulitkan pihak RS mendapatkan hasil tes
secara cepat dan transparan. Sebab hasil tes sampel yang dikirim ke Litbangkes
akan diberikan ke dinas kesehatan bukan dikembalikan ke RS yang bersangkutan
langsung dengan pasien.
Pemerintah
melalui kementerian Keuangan menganggarkan Rp 1 Triliun untuk penanggulangan
Virus Corona. Tentu anggaran tersebut jauh dari cukup untuk memenuhi seluruh
kebutuhan kesehatan dan hidup rakyat selama wabah ini ada. Di sisi lain
Pemerintah mengeluarkan kebijakan khusus bertajuk Stimulasi Ekonomi Jilid II
untuk mengantisipasi efek Virus Corona terhadap bisnis korporasi. Kebijakan
tersebut memberikan kemudahan untuk Ekspor dan Impor bahan baku manufaktur
dapat diberikan kepada pelaku usaha. Pemerintah juga memberikan kemudahan pajak
bahkan menanggung beberapa pajak tertentu yang seharusnya dibayarkan oleh
pelaku usaha. Artinya demi memfasilitasi bisnis korporasi, pemerintah rela
mengeluarkan uang untuk menanggung pajak, namun bertindak lambat untuk menjamin
keselamatan rakyat.
Belum lagi
kebijakan menteri pariwisata yang berencana mengucurkan dana untuk media dan
influencer sebesar Rp.
72
miliar dalam rangka promosi wisata. Kucuran dana tersebut diputuskan dalam
rapat terbatas antisipasi penyebaran virus corona terhadap perekonomian
Indonesia pada 25 Februari 2020. Sungguh keputusan yang sembrono ditengah wabah
virus semakin menyebar ke seluruh Negara-negara di dunia. Meskipun pada
akhirnya kebijakan tersebut akhirnya ditunda setelah Jokowi mengumumkan Indonesia
positif terjangkit virus corona pada 2 Maret 2020 lalu, namun dana anggaran
untuk influencer, stimulant khusus untuk wisatawan asing dan promosi wisata
mancanegara ini akan tetap diberikan pada semester dua tahun ini.
Oleh
karena itu, kami organisasi massa rakyat yang tergabung dalam Front Perjuangan
Rakyat sekali lagi menyampaikan duka yang mendalam bagi seluruh rakyat
Indonesia dan dunia yang sedang berjuang menghadapi Virus Corona, solidaritas
antar rakyat harus terus diperkuat untuk saling membantu dan berjuang bersama.
FPR juga menyatakan sikap dan tuntutan:
- Mengecam Sikap Sembrono dan angkuh pemerintah Jokowi melalui Menteri Kesehatan yang tidak sigap menangani Virus Corona !
- Menuntut untuk disediakannya fasilitas dan pelayanan kesehatan gratis untuk deteksi dini hingga ke pedesaan, kampung, kawasan pemukiman, pabrik, kampus dan seluruh area dimana sudah ditemukan penyebaran Virus Corona!
- Menuntut pemerintah untuk segera mendistribusikan secara gratis masker, hand sanitizer, vitamin dan kelengkapan lainnya kepada rakyat!
- Menuntut jaminan ketersediaan pangan yang bergizi bagi rakyat dengan harga yang murah!
- Menuntut kepada pemerintah untuk menjamin upah buruh tetap dibayarkan jika ada perusahaan/pabrik yang diberhentikan sementara.
- Memberikan insentif dan tunjangan kepada dokter, perawat dan tenaga medis lainnya dalam memerangi penyebaran virus Corona
Dalam
situasi saat ini, FPR juga mengajak kepada seluruh rakyat Indonesia untuk tetap
teguh menggalang persatuan dan memajukan perjuangan untuk meraih hak-hak
demokratis. Kita tidak bisa berpangku tangan pada kebijakan pemerintah.
Berjuang dan saling bantu adalah jalan keluar terbaik bagi perubahan nasib rakyat.
Jakarta, 18 Maret
2020
Hormat Kami,
Front Perjuangan Rakyat
Rudi HB Daman (Koordinator)
-Gabungan
Serikat Buruh Indonesia (GSBI), Aliansi Gerakan Reforma Agraria (AGRA), Serikat
Perempuan Indonesia (SERUNI), Keluarga Besar Buruh Migran Indonesia (KABAR
BUMI), Front Mahasiswa Nasional (FMN), Serikat Demokratik Mahasiswa Nasional
(SDMN), Pemuda Baru Indonesia (PEMBARU), Institute for National and Democracy
Studies (INDIES)-
Posting Komentar